Satu minggu yang lalu adalah our last KPP, dan pulangnya
langsung bawa sertifikat. Yeay !!
Sekilas info tentang KPP:
KPP singkatan dari Kursus Persiapan Perkawinan. Setiap
pasangan yang akan dinikahkan di Gereja Katolik harus melalui pembekalan KPP
ini terlebih dahulu.
Untuk yang bertanya-tanya gimana sih teknisnya, KPP itu
seperti seminar, jadi nanti akan ada pembicara dengan berbagai macam topik
kemudian para capeng duduk manis sebagai pendengar atau peserta. Topik yang
dibawakan macam-macam, mulai dari Hukum Perkawinan Gereja, Ekonomi Rumah
Tangga, Seksualitas Pernikahan, sampai KB Alami. Diharapkan pembekalan ini bisa
membantu ketika nanti Capeng menghadapi lika-liku pernikahan dan sudah tahu
pendekatan yang harus dilakukan saat terjadi problema. Pembicaranya bisa Pastor
maupun Pasangan suami istri.
Yang sangat berkesan di KPP yang gw n Mr. R jalani adalah Materi
Komunikasi Perkawinan. Yang membawakan sesi ini adalah Pasutri yang sudah
menikah kurang lebih 35 tahun. Sharing yang mereka berikan adalah perjalanan
mereka dari bertemu sampai sekarang dimana ternyata dua orang dengan dua
culture yang berbeda pula sangat memungkinkan terjadinya perbedaan pandangan
yang akhirnya menimbulkan conflict yang kalau mereka pikir-pikir sekarang tidak
perlu sampai terjadi kalau saja mereka mau dan berani mengkomunikasikannya dan
juga mau merasakan apa yang dirasakan pasangannya. Tante dan Om benar-benar
berbeda. Tante dari keluarga yang luwes sementara Om dari keluarga yang kaku.
Mereka punya pandangan sendiri mulai dari tata cara di meja makan sampai dengan
cara mendidik anak. Ternyata semua ada filosofinya kenapa di Om dan Tante punya
pandangan masing-masing. Butuh waktu sampai mereka mengerti bahwa yang mereka
perdebatkan bukan siapa yang benar melainkan bagaimana saling mengkomunikasikan
perasaan masing-masing dan mau mendengarkan. Setelah mereka berani
mengkomunikasikan perasaan masing-masing dan yang lain mau mendengarkan,
perlahan mereka mulai menemukan solusi untuk conflict-conflict mereka. Satu
pernyataan Om yang saya ingat adalah biasakan untuk mengutarakan perasaan, jadi
bukan saya tidak mau A atau tidak mau B, tapi saya merasa sedih kalau A atau
saya merasa senang kalau B.
Gw & Mr. R merasa sangat beruntung bisa mendengarkan
sesi Tante dan Om, semoga kami pun bisa belajar dan mau berkomunikasi dengan
baik.
Pada awalnya gw & Mr. R cuma menganggap KPP ini sebagai
formalitas saja, tapi ternyata kita dapat banyak ilmu dan yang kita kagum lagi,
pembicaranya ga sembarangan, misalnya untuk Sesi Seksualitas Perkawinan, yang mengisi
materi dokter yang sudah pengalaman.
Kemudian satu lagi yang gw & Mr. R pelajari dari pembawa
materi adalah kesediaan mereka untuk meluangkan waktu untuk kegiatan sosial
ini. Mereka ahli transportasi yang sering dicari Pak Ahok, mantan manager bank
ternama, dll. Someday, kami berharap, kami berdua pun bisa menjadi seperti
mereka, karena kami tahu sharing 1-2 jam yang diberikan, berdampak tak ternilai
untuk Capeng yang hadir.
bener ya vin, di KPP itu akan ada banyak hal yg bs dipelajari..pembawa materi nya pun bukan money oriented. seru & berkesan banget KPP nya. hehehe
BalasHapusIya Cyn.. tadinya kirain cuma formality, tapi ternyata kita dapat hal-hal bagus di luar ekspektasi kita..:D
BalasHapus